Wednesday, 3 August 2016

Cara Mencari Tante Girang Dengan Cepat

Cara Mencari Tante Girang Dengan Cepat Ada kemungkinan seh mereka sebagai pelaku, tp kemungkinan nya kecil bgt. kalo kamu mau usaha dapetin tante, bukan dari pasang iklan.. atau cari no tlp para tante dimana kamu berharap bisa langsung godain mereka dan mendapatkan apa yang kamu inginkan.
CARA NYA GAK GITU.... DAN GAK SUSAH KOK !!! (ane gak bermaksud menggurui.. hanya sharing aja .. ocre )
Cara Jitu Mencari Tante Girang
LANGKAH 1
kamu harus punya modal (secara fisik dan penampilan oke = wajah, body, cara berpakaian, cara berbicara)
bukan berarti badan kamu kudu kaya ade rai juga bro, krn yg beginian malah dianggap profesi oleh sang tante.!
Mereka itu cari daun muda bukan hanya sekedar cari kepuasan secara seksual aja,
tapi mereka juga cari temen supaya ada tempat buat curhat seputar kehidupan keluarga nya.

Jadi inget.. meskipun "Mr P" kamu gedenya se botol aqua kek, kebanyakan mereka ga cari itu.
mereka juga butuh temen yg punya tampang dan fisik yg ga malu2in supaya bisa dipamerin ke temen2 nya juga
( ada kebanggaan tersendiri buat mereka kalo mereka bisa pamer2 ke sesama TG),
kalo udah begini kamu ga bakalan dilepas ma dia, disaat inilah aksi yg sudah terencana dikepala kamu beraksi
( spt minta hp, shopping, tabungan dll)

LANGKAH 2
kalo udah dapet, sudah harus siap nerima segala resiko, seperti di telp2in terus,
diajakin keluar ngegosip2 bareng ma temen2nya
(yg pasti bikin kamu kyk obat nyamuk), karena kamu cuma bisa diem, digoda sana-sini.

LANGKAH 3
kalo udah berkenalan jgn langsung ngomongin seks. mereka juga punya harga diri bro.
jadi ikutin aja alurnya sambil nyentil2 dikit secara bertahap
( kamu harus nyentil "dikit" supaya kamu juga ga dianggap culun bgt ).
yeah tarik ulur pembicaraan lah.

jangan pernah sekali2 telp tante itu, biar dia yg telp kamu.
( selain dia ga comfort karena mungkin ada anak ato suaminya juga cara ini buat dia semakin kangen ma kamu)

LANGKAH 4
kamu harus bener2 hati2, karena sapa tau tante yg kamu kejar ternyata bini nya mafia.
Hadoh kalo udah kaya gini, ati2 aja, salah2 bisa ditembak bener ama bodyguard suaminya
( nih montok ga ngebokis lho! bener2 kejadian nih ma salah satu instruktur fitness di jkt
yg akhirnya kabur ke keluar kota dan sampe sekarang montok udah ga pernah denger kabarnya )

LANGKAH 5
Jangan berharap terlalu banyak dulu tentang harta dll ok, let it flow aja.

Ok Sekarang waktunya hunting....
Pergi aja ke gym terdekat di kota kamu, yg pasti bukan gym murahan yah!
kalo gym murahan mah yg kamu dapet cuma tante yg dandanannya kaya pembokat,
yg bisanya cuma flirting, ngomong doang dll,
karena tante ky ginian mah sok kaya aslinya ya melarat coyyyy!!

soo...artinya kamu harus ke tempat fitness gede, bonafit, di kota montok misal (jakarta ),
Selebrity fitness, Fitness First, Gold Gym, Bodylife Fitness dll.

trus kalo bisa kenal ma satu cewe disana ato instruktur disana wah bisa ketagihan ente. karena ini gudangnya! hahaha ). trust me

Catat jadwal aerobic di gym tsb, pelajari kelas mana yg populer dan yg ngga populer ( krn pasti sia2 aja kamu dateng kalo sepi )

Ciri khas dari tante2 ini ( sepengetahuan montok yakz ) :
saat mereka aerobic, mereka akan pake baju yg nonjolin keseksiannya
padahal ya ga seksi dan sangat2 pede, terkadang mereka pake perhiasan yg berlebihan.

Trus coba aja kamu curi2 pandang ke salah satu tante.... jgn semua!!
( tentuin target kamu ), lihat respon nya?
kalo dia sampe balas lirikan kamu, yeah ada kemungkinan!
tp spt montok bilang jgn terlalu berharap terlalu banyak dulu..

biasanya kalo dia udah fix ama kamu dia akan datang dengan sendirinya. bukan ngajak ngomong langsung tapi yg dia lakukan biasanya cuma aerobic atau ikut angkat beban deket kamu latihan. dia lakukan itu karena sebenarnya dia pengen ngajak kamu ngomong tapi dia malu2 mau.

Nah ini lah kesempatan kamu untuk kenal ma dia, ajak dia ngobrol, ajarin dia cara2 latihan yg bener.
Dari situ kamu kan udah ngomong ma dia toh ( udah buka jalan ),
hari2 berikutnya yah ajak dia ngomong lagi supaya semakin hari
semakin terjalin keakrabannya.

oh ya mpir lupa, jgn lupa untuk bertemen ma instruktur aerobic.
biar kebanyakan dari mereka gay, kamu jangan takut. asal kamu tau mereka ini koleksinya banyak banget!!!

Pokoknya kalo udah berteman ma instruktur aerobic kamu bisa kongkalikong ma dia soal tante mana yg gatel.
tapi kamu juga harus ati2 juga jgn mpe tuh instruktur naksir kamu,
makanya dari pertama bilang ama dia ketertarikan kamu cuma ama tante.

Target sudah ditetapkan, aksi flirting sudah, perkenalan juga udah..

Selamat berjuang ya!,
selamat mengunjungi gym2 di kota kamu, sekalian olahraga juga dong,
badannya dibentuk supaya keliatan lebih menarik jadinya kan selain badan kamu dikagumin cewe2, kamu juga bisa dikagumin tante2....

Friday, 29 July 2016

�Suka-Suka� Wiyung, Ijinnya Karaoke Keluarga, Tapi Ada Ceweknya

Sekarang ini mencari tempat hiburan di Surabaya itu gampang. Sebab, sudah tersebar hingga pinggiran kota. Di Wiyung, misalnya, ada Karaoke �Suka-Suka� yang belakangan ini mengalami perkembangan pesat. Meski tempat hiburan yang dikelola Putradjaja Tenggara ini tergolong �karaoke keluarga�, tapi di sini juga tersedia minuman berlakohol dan cewek pemandu karaoke. Apa karena dua hal ini karaoke ini digemari banyak kalangan?


Lokasinya tak jauh dari pertigaan Karangpilang-Wiyung. Jika dari arah Gunungsari atau Joyoboyo, sesampainya di pertigaan itu belok kanan. Sekitar 500 meter di sebelah kanan jalan ke arah Menganti. Sepintas tempat hiburan ini tak terlalu besar. Namun, jika masuk ke dalam terdapat banyak ruangan karoake di sana. Mulai ukuran kecil hingga besar.

Tarifnya juga relatif murah. Untuk standard room hanya di kisaran Rp 35 ribu per jam. Makanan dan minumannya juga cukup murah. Bisa jadi segmentasi karaoke ini menengah ke bawah, sehingga tarif di sana dibandrol di bawah tempat hiburan di pusat kota.

Namun, jangan salah sangka. Yang datang ke sini tak hanya kalangan ekonomi pas-pasan. Tapi banyak juga kalangan berduit. Lihat saja, di deretan parkir mobil. Banyak mobil mentereng milik pengunjung di sana. Seperti Honda Jazz, Toyota Avanza, dan lain-lain. Untuk ukuran tempat hiburan yang berada cukup jauh dari pusat kota, sudah bagus lah...

Data yang diperoleh Surabaya Pagi dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Dispbudpar) kota Surabaya, Karaoke �Suka-Suka� mendapat ijin pariwisata dengan penggolongan usaha karaoke keluarga. Surat ijinnnya bernomor 503.02.04.06.00013/436.5.12/2008. Surat ijin usaha pariwisata ini berlaku hingga 3 tahun. Jadi, Karaoke �Suka-Suka� ini legal.

Hanya saja, saat Surabaya Pagi datang ke �Suka-Suka� dengan sejumlah teman, cukup kaget juga. Sebab, di sini tersedia minuman beralkohol, meski berkadar rendah. Seperti bir hitam dan putih serta Smirnof. Padahal, tempat hiburan ini dikategorikan karaoke keluarga. �Kalau bir sih sudah lama. Mosok tempat kayak gini gak ada birnya, iso-iso malah gak payu rek,� cetus Antok, teman kami.

Yang lebih mengagetkan, karaoke �Suka-Suka� juga ada cewek pemandu karaoke, istilah lain cewek pendamping atau purel. Tarifnya, Rp 50 ribu per jam, belum termasuk tips. Padahal, sesuai Perda Nomor 2 Tahun 2008 tentang Kepariwisataan, hanya karaoke dewasa yang diperbolehkan menyediakan jasa pemandu karaoke.

Namun, pengelola �Suka-Suka� ini cukup cerdik. Penelusuran Surabaya Pagi, cewek pemandu karaoke ini dibuat dengan sistem freelance. Bukan karyawan langsung. Jika sudah banyak relasi atau kenalan, cewek-cewek tersebut cukup dipanggil melalui telepon.

Dulu, keberadaan cewek-cewek ini sangat kentara. Dandanannya agak menor, dan mengenakan rok mini seperti layaknya purel di karaoke dewasa. Namun, belakangan ini aturan diperketat. Cewek-cewek itu dilarang mengenakan rok pendek. Jika enggan mengenakan celana panjang, celana pendek (hot man) pun oke. Selain itu, mereka juga dilarang wira-wiri dari satu ke room ke room lainnya.

�Iya betul, sekarang diperketat purel-purelnya. Wis gak iso grepe-grepe maneh. Lha ya opo, gak entuk gawe rok,� cerita Andika, pengunjung yang pernah membooking cewek pemandu karaoke �Suka-Suka�.

Purel Rasa Sayang Veranza menangis histeris saat diamankan petugas BNNK


Melati, purel Rasa Sayang Veranza yang menangis histeris saat hendak diamankan petugas BNNK Surabaya
Syok setelah mengetahui hasil tes urinenya positif mengadung Narkoba, Melati, purel kafe dangdut Rasa Sayang Veranza, asal Malang, Jawa timur, menangis histeris, Sabtu (2/4/2016) dinihari WIB.
Janda satu anak yang sempat bersembunyi saat petugas BNNK Surabaya dan Polrestabes Surabaya melakukan pemeriksaan tes urine di Rasa Sayang Veranza ini terus meronta dan merengek minta bantuan agar tidak dibawa.” Mami, tolong saya, jangan sampai saya ditahan,” ujarnya menangis.
Petugas BNNK Surabaya yang berusaha menenangkan tidak dihiraukan dan purel ini terus menangis histeris serta memohon agar tidak dibawa. “Tolong kasihani saya Bu, anak dan orang tua saya tidak ada yang merawat,” ujarnya terus menangis.
Kepala BNNK Surabaya AKBP Suparti mengatakan, pihaknya akan tetap memproses semua yang terbukti positif konsumsi Narkoba, sesuai prosedur tanpa melihat latar belakangnya. “Yang pasti kami disini menjalankan tugas sesuai fungsi, bila positif tetap kami lakukan rehabilitas demi kebaikannya,” terangnya.
“Bila melihat keluh kesahnya, tentunya kasihan. Namun bila dibiarkan sama dengan kita menjerumuskan dirinya lebih dalam,” tambah AKBP Suparti.
Dalam razia gabungan di Rasa Sayang Veranza, tim BNNK Surabaya yang menggandeng Sat Reskoba Polrestabes dan Garnisun tetap III (Gartap) ini mengamankan lima orang dari 90 yang dilakukan tes urine. Mereka yang diamankan terdiri dari 3 pengunjung pria dan 2 purel setempat.

Purel dan pengunjung Kafe Rasa Sayang Veranza diciduk petugas BNNK

Razia BNNK Surabaya di Rasa Sayang Veranza menciduk 3 pengunjung dan 2 purel yang positif Narkoba
Razia gabungan dengan sandi Bersinar (Bersih Sindikat Narkoba) yang digelar Badan Narkotika Nasional Kota (BNNK) Surabaya, Sat Reskoba Polrestabes dan Gartap III, Jumat (1/4/2016) malam hingga Sabtu (2/4/2016) dinihari, berhasil mengamankan lima orang yang positif mengkonsumsi Narkoba dari kafe dangdut Rasa Sayang Veranza di Jl Mayjen Sungkono.
Lima orang yang kedapatan positif saat dilakukan tes urine itu terdiri dari tiga pengunjung pria dan 2 purel Rasa Sayang Veranza. Kelimanya langsung dibawa ke Polrestabes Surabaya untuk menjalani pemeriksaan.
Kepala BNNK Surabaya AKBP Suparti mengatakan, razia gabungan Bersinar itu sebagai bentuk tindak lanjut program pemerintah dengan sandi Bersinar. “Kami fokuskan melakukan razia di tempat hiburan malam. Di Rasa Sayang Veranza ini kami melakukan tes urine tanpa terkecuali terhadap 90 orang yang berada di dalam tempat hiburan,” terangnya.
“Dari Rasa Sayang Veranza ini kami amankan lima orang. Selanjutnya akan dilakukan koordinasi dengan Sat Reskoba Polrestabes Surabaya untuk dilakukan asesment. Selanjutnya mereka akan direhabilitasi,” tambahnya.
Mantan Kasubbag Humas Polrestabes Surabaya ini menjelaskan lebih lanjut, bahwa BNNK akan terus gencar melakukan razia di tempat hiburan malam di Surabaya terutama yang ditengarai ada aktivitas Narkoba di dalamnya.
Sementara Melati, salah satu purel yang mengetahui hasil tes urinenya positif mengandung Narkoba langsung menangis histeris dan nampak syok

Rasa Sayang Sajikan Tarian Erotis

Para purel berlarian saat kafe mereka digerebek.
SURABAYA (LA) – Di tengah polemik penutupan lokalisasi Dolly, Pemkot Surabaya kian rajin merazia tempat hiburan malam. Seperti terlihat Selasa (27/5) dinihari, dari tujuh kafe di wilayah Surabaya Timur, empat diantaranya ternyata tak memiliki izin hiburan atau Tanda Daftar Usaha Pariwisata (TDUP) dari Dinas Pariwisata.

Salah satunya, kafe dangdut Garuda Rasa Sayang di Jalan Kapasari. Bahkan, di tempat hiburan ini petugas memergoki perempuan nyaris bugil yang melayani tarian erotis. Anehnya, Dinas Pariwista maupun Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Surabaya, tidak menindak tegas. Ada apa dengan aparat penegak perda ini?

Selain tak memiliki izin, ada indikasi sejumlah tempat hiburan di Surabaya timur ini menyediakan purel di bawah umur. Data yang dihimpun di lapangan, keempat tempat hiburan yang tak bisa menunjukkan perizinan itu adalah Kafe Garuda (Rasa Sayang Grup) di Jalan Kapasari, Kafe Caesar Jalan Kapasan, Kafe Top One Jalan Kenjeran dan Cafe Zero juga di Jalan Kenjeran. Empat RHU (Rumah Hiburan Umum) itu tak mengantongi Ijin gangguan atau HO maupun TDUP dari Dinas Pariwisata.
Cafe Rasa Sayang yang digerebek.
Sementara pantauan di lapangan, razia yang melibatkan Satpol PP Kota Surabaya, Polrestabes dan Gartab III/Surabaya ini digelar Senin (26/5) malam pukul 22:00 hingga Selasa (27/5) dinihari. Petugas langsung menyisir tujuh kafe, yakni Garuda Rasa Sayang Jl Kapasari, Kafe Caisar Jl Kapasan, Kafe Gajah Mada Jl Simokerto, Top One Jl Kenjeran, Fun 25 Jl Ploso, Kafe Santuso Jl Kenjeran dan Kafe Makasar Jl Kapasari.

Kafe dangdut Garuda Rasa Sayang menjadi sasaran pertama. Petugas sempat mengalami kendala, karena pemilik maupun penanggungjawab tidak ada di tempat. Salah seorang karyawan meminta petugas untuk menunggu bosnya, karena masih dalam perjalan.

Namun, Petugas yang dipimpin Kasi Pengawasan Satpol PP Kota Surabaya Joko Wiyono ini tidak mau menunggu. Dua pleton personil ini lantas menuju ke tempat hiburan lain.

Stelah keenam kafe dirazia, petugas kembali ke Garuda Rasa Sayang untuk memeriksa kelengkapan perizinan. Lagi-lagi, petugas diminta menunggu bos Rasa Sayang datang. "Maaf bapak, untuk suratnya ada di atasan (bos Garuda Rasa Sayang), beliau ada masih di perjalanan. Silakan tunggu dulu mungkin 20 menit lagi datang," ucap supervisor yang enggan disebutkan namanya.
Petugas melakuan pendataan terhadap para tamu.
Petugas memberikan toleransi pada kafe milik Heri Kuncoro tersebut. Salah seorang petugas yang kesal dengan perlakukan manajemen kafe itu, memberi batas waktu 10 menit. Jika tak datang, petugas langsung mem-BAP. Ternyata 10 menit berlalu, pihak Garuda Rasa Sayang tak bisa menunjukan surat perizinan. Baik ijin HO dari Balai Lingkungan Hidup (BLH) maupun TDUP dari Dinas Pariwisata.

Aktivitas di kafe ini akhirnya dihentikan dan dilakukan BAP oleh tim RHU dari Satpol PP Kota Surabaya. "Dari tujuh tempat yang kami kunjungi, empat yang kita tutup sementara hingga perizinannya selesai," kata Joko Wiyono, Kepala Bidang Pengawasan Satpol PP Kota Surabaya.

Selain tak melengkapi perizinan, Kafe Garuda Sayang yang dirazia ini kepergok petugas sedang menyajikan pertunjukan sexy dancer kepada pengunjung di sebuah ruangan. Sayangnya pertunjukan tarian erotis spontan bubar ketia sejumlah awak media dan petugas sedang menuju ke sebuah hall yang selama ini dipakai sebagai lokasi pertunjukan. Tak lama kemudian 2 orang wanita berpakaian nyaris bugil itu terlihat sedang berlari meninggalkan ruangan.

Seorang anggota Gartap juga melihat aksi tarian erotis itu. Ia justru heran, kenapa pelanggaran ini tidak ditindak tegas. Begitu juga purel-purel dan pengunjung di sana. "Kenapa gak dilakukan yustisi, orang banyak yang kecil-kecil gini," cetus petugas yang meminta namanya tak disebut ini. “Tapi kami hanya ikut yang punya acara (Satpol PP), karena kami hanya back-up," lanjutnya.
Para tamu nampak asik menikmati miras.
Dia menambahkan saat pihaknya menyakan untuk razia yustisi, dari Satpol PP mengatakan razia kali ini hanya perizinan. Tidak ada yang lain. Ia lantas menceritakan soal tarian erotis itu. "Awalnya aku curiga ruangan yang tertutup rapat dengan musik begitu kencang. Saat saya buka ada tarian striptisnya," ceritanya.

Dia menggambarkan, saat dirinya membuka pintu terlihat empat penari berjoget mengirini lagu. Pakaian si penari sangat minim, hingga kelihatan bagian dada yang terbuka. "Bagian atasnya terbuka dan pakaian bawahnya Cuma ditutupi ala kadarnya," ungkap anggota militer ini. “Seandainya petugas melakukan yustisi dan masuk ke ruangan itu, pasti kita banyak menemukan pelanggaran dari kafe Garuda,” tuturnya.

Menanggapi hal tersebut, Joko Wiyono tak ambil pusing. Ia mengatakan pihaknya tidak mau mengambil risiko bila harus melaksanakan dua tugas sekaligus, seperti memeriksa perizinan dan yustisi dalam waktu bersamaan. "Jika itu dilakukan seligus itu risiko. Mereka (pengunjung) sudah pada mabuk, itu sangat berisiko. Takutnya putus tengah jalan, tidak mencapai tager. Karena operasi yustisi ada sendiri," kelit Joko. 

Thursday, 28 July 2016

Sexy Dancer Veranza Minta Rp 1 Juta untuk Sekali Kencan

arian seksi oleh sexy dancer yang berpakaian bikini, ternyata tak hanya di kafe dangdut �Bluefish�. Tapi juga di semua kafe di bawah naungan Rasa Sayang Group. Di antaranya di �Veranza� Jl Mayjen Sungkono. Cewek si penari itu informasinya bisa dibooking untuk diajak check in. Benarkah?

Veranza ini lebih eksklusif dibanding kafe dangdut lainnya di Surabaya. Selain ada hall untuk live dangdut, juga ada pub & resto di lantai 1. Sedang VIP room untuk karaoke berada di lantai 3. Tempat hiburan malam yang dikelola Hary Kuncoro ini kian lengkap dengan adanya cewek-cewek atau purel, yang siap menemani tamu.

Meski lebih eksklusif, tapi hiburan yang disuguhkan oleh Rasa Sayang Group ini bisa dikatakan seragam. Untuk live dangdut, misalnya. Selingan atau variasinya hanya sexy dancer. Untungnya, ada event setiap minggu yang memberikan sejumlah hadiah bagi pengunjung, yang menang dalam undian. Seperti televisi, handphone, bahkan sepeda motor.

Namun, dari semua itu yang paling menarik perhatian tamu adalah adegan hot dari penari seksi. Sampai-sampai tamu yang kebanyakan om-om dan bapak-bapak �tentunya banyak yang punya istri dan anak�ini tergila-gila. Seperti malam itu, saat Surabaya Pagi, datang ke sana bersama sejumlah teman.

Begitu memasuki disco time, lampu mulai diredupkan. Dua penari yang mulai cari saweran, benar-benar dimanfaatkan tamu yang sudah mupeng (muka pengin). Seperti tamu di sebelah kanan panggung. Atau sebelah kiri agak menjorok dari pintu masuk lantai 2. Meski tamu ini sudah membooking seorang purel, tapi pria yang kira-kira berusia 50-an tahun ini begitu agresif, saat si penari seksi ini mendekatinya.

Si penari yang hanya (maaf) mengenakan bra dan celana dalam ini dipeluk, lalu dipangku. Bahkan, si pria ini minta ciuman, tapi ditolak oleh si penari. Rupanya, om-om ini tak kekurangan akal. Dikeluarkan uang Rp 50 ribu, lalu diselipkan ke bra si penari. Cewek ini pun tersenyum, lalu dipeluk lagi oleh si pria tadi, sambil bisik-bisik. Entah apa yang dibicarakan, tidak jelas. Apalagi, house music yang diputar DJ (disk jockey) begitu keras.

Menurut kalangan clubbers, cewek sexy dancer ini bisa diajak kencan atau dibooking. Tentu saja, ini setelah dia bekerja menari. Namun, biasanya tidak langsung mau. Harus diajak dulu makan atau dugem dulu ke diskotek sebelum check in. �Mereka (sexy dancer, red) ini agak juaji lah. Kan gak gelem rek dipadakno mbek lonte (pekerja seks komersial),� tutur seorang clubbers.

Kami pun penasaran. Saat penari seksi tadi mendekat ke meja kami, langsung saja ditawari kencan. �Bisa nggak dibooking?� tanya seorang teman kepada si penari tadi.

�Sorry mas, saya lagi palang merah (menstruasi, red),� jawab si penari. �Tapi temanku bisa,� lanjutnya.

Ditanya tarif, ternyata membandrol dengan harga cukup tinggi. �Rp 1 juta mas. Kan temenku masih perawan,� sebut pernari tadi seolah berpromosi. Sebagai basa-basi, kami menjanjikan akan menghubunginya seusai acara.

Purel Kafe Dangdut Rasa Sayang Doyan Narkoba

Tak hanya sexy dancer yang menjadi daya tarik di kafe dangdut �Rasa Sayang�. Cewek-cewek purelnya juga memikat para tamu yang datang. Bahkan, lantaran keberadaan purel inilah, tempat hiburan yang dikelola Hary Kuncoro ini memiliki pelanggan yang cukup fanatik. Apa benar purel-purel itu hanya menjadi umpan?

Belakangan ini, kafe dangdut di bawah naungan �Rasa Sayang� (RS) cukup eskpansif. Kafe-kafe baru di buka, seperti Rasa Sayang Distric di Nginden, Surabaya Timur. Bersamaan itu pula promo-promo gencar dilakukan. Hanya dengan Rp 550 ribu sudah bisa happy fun di VIP room, dengan mendapat 10 botol bir dan ditemani seorang lady escort atau purel. 

Nah, keberadaan purel inilah yang menarik. Jika masakan hambar tanpa garam, begitu pula dengan purel ini. Tak heran mayoritas tamu yang datang ke RS ini membooking purel. Baik untuk menemani di VIP room (karaoke) maupun di hall dengan live dangdutnya. 

Pantauan Surabaya Pagi, semua kafe dangdut di RS Group ini menyediakan purel, seperti di Veranza Jl Mayjen Sungkono, Bluefish Jl Tegalsari, Bambooden Jl Diponegoro, Bravo House Jl Demak, Rasa Sayang RMI Bratang, Distric Jl Nginden, dan lain-lain. Tarif sewa purel ini relatif murah, hanya Rp 50 ribu per jam, belum termasuk tips.

Kenapa dikatakan sewa? Sebab, cewek-cewek itu hanya dibayar untuk menemani tamu. Kalau pun bisa diajak check in, itu sudah urusan personal antara purel dengan tamunya. Namun, berawal dari menemani minum-minum bir di kafe ini lah, biasanya pria yang membookingnya kecantol si cewek purel tadi. Hingga akhirnya, terjadi hubungan perselingkuhan, atau setidaknya menjadi TTM (Teman Tapi Mesra). Sebab, rata-rata mereka yang datang ke RS ini sudah berkeluarga alias bapak-bapak atau om-om.

Seperti pengalaman BN, pria yang tinggal di Ngangel. Saat itu dia membooking purel berisial P. Awalnya hanya menemani minum-minum, tapi akhirnya keduanya menjalin hubungan cinta, meski si P tadi sudah memiliki satu anak. Lantaran terpikat P itulah, BN jadi kerap datang ke kafe RS. Atau setidaknya menjemputnya ketika P pulang kerja sekitar pukul 02.00 dini hari. �Namanya juga laki-laki. Kalau cuma satu cewek, ya kurang,� ucap BN.

Untuk menggaet purel di sana, lanjutnya, sangat gampang. Setelah menemani minum-minum di kafe, diajak dugem ke diskotek. �Yang saya tahu, purel-purel di sana (Rasa Sayang) doyan ineks (sebutan lain pil ekstasi, red). Ajak aja dugem, pasti mau. Apalagi nanti dikasih tips tambahan. Wis ta lah, katut-katut,� cerita pria beperawakan sedang ini.

Dalam penelusuran Surabaya Pagi, cap purel RS doyan narkoba ada benarnya juga. Beberapa kali purel RS tertangkap, meski berada di luar tempat kerjanya. Seperti tahun lalu, dua purel Bambooden berisial W dan N tertangkap aparat Polwiltabes Surabaya, setelah dugem dari diskotek di kawasan Jl Basuki Rahmad, karena masih menyimpan ineks. Keduanya akhirnya divonis PN Surabaya dua tahun penjara.

Daftar 9 Tempat Dugem Terkenal di Surabaya

Inilah 9 tempat dugem terkenal dan terbaik di Surabaya yang menawarkan hiburan malam atau clubbing murah dan dianggap bagus atau elit oleh rekomendasi banyak orang di kota ini. Surabaya memang dikenal sebagai surganya rekreasi dan hiburan umum. Hal ini dapat dilihat dari pendapatan pajak hiburan kota ini terbesar setelah Jakarta dan Denpasar.
Memang terdapat berbagai jenis tempat hiburan di Surabaya, mulai dari hiburan ringan seperti bar, karaoke dan café sampai dengan klub malam atau diskotik yang menjadi tempat kaum urban untuk melakukan aktivitas dugem atau sekedar menikmati suasana malam dan menambah pergaulan.
Tempat dugem di Surabaya termasuk lengkap dimana terdapat ruangan tarian (dance floor), musik DJ yang memainkan aneka genre musik seperti house music, heavy metal, techno dan memperdengarkan grup musik live dari band atau artis lokal berbakat. Mayoritas diskotik atau klub malam elit dikunjungi oleh kaum eksekutif dan ekspatriat atau orang yang berkantong tebal uang bertujuan menghamburkan isi dompet. Berikut ini adalah daftar 12 tempat dugem terkenal dan terbaik di Surabaya. Klik gambar untuk mengetahui penjelasannya termasuk alamat lokasi dan harga tiket masuk.
Selain 9 tempat dugem diatas, terdapat juga beberapa pilihan lokasi yang direkomendasikan banyak orang sebagai tempat untuk melakukan wisata malam di Surabaya seperti Playmate GoGo Bar and Karaoke, 3Sum, Triple Seven 777 Executive Club, Emperor Club, Diskotik Station, RedBoXX, LCC Night Club & Karaoke dan lainnya.

Dekat Kampus, Banyak Kos-kosan Mewah untuk Tempat Simpanan

Setelah geliat praktik prostitusi di Eks Lokalisasi Dolly dan Jarak (e-Dolly) terbongkar oleh Polda Jatim. Jum'at (30/01) pagi, Satpol PP Kota Surabaya diback-up TNI-Polri dan Kecamatan setempat merazia sejumlah kos-kosan di kawasan eks-lokalisasi terbesar se-Asia Tenggara tersebut. Hasilnya, hampir sejumlah kawasan di Dukuh Kupang Barat dan Dukuh Pakis ditemui beberapa kos-kosan yang dihuni pasangan bukan suami istri yang tak bisa dipertanggungjawabkan secara identitas. Apakah pergeseran bisnis lender ini sudah mulai menjamur di kos-kosan mewah?


Pantauan di lapangan, tim gabungan sudah menyebar beberapa kelompok tidak hanya di daerah Dolly dan Jarak. Melainkan sudah menyisir di kawasan perumahan daerah Dukuh Kupang Barat, Dukuh Kupang Timur serta Dukuh Pakis, yang kebanyakan dihuni rumah pribadi.

Satpol PP kota Surabaya sendiri awalnya mencurigai beberapa kawasan tersebut diatas menjadi tempat kos para PSK terselubung Dolly dan Jarak yang saat ini masih beroperasi kendati sudah ditutup oleh Pemkot Surabaya. Salah satu anggota Satpol PP sempat keceplosan, saat didengar Surabaya Pagi. “Deket kampus, banyak kos-kosan mewah yang bisa dijadikan tempat simpanan. Banyak disini (daerah Dukuh Kupang Barat dan Dukuh Kupang Timur),” celotehnya ketika sedang asyik ngobrol dengan sesame petugas Satpol PP, kemarin. Dekat kampus yang dimaksud salah satu anggota Satpol PP itu adalah kampus swasta yang berada di daerah Dukuh Kupang Barat dekat Polsek Dukuh Pakis.

Karuan saja, dugaan petugas satpol PP itu terbukti benar. Ketika baru saja masuk di jalan Dukuh Kupang Barat dan Dukuh Pakis, petugas gabungan merasa seperti ‘panen tangkapan’ di hari Jumat yang cerah kemarin.

Hasilnya di daerah Jalan Jarak, berhasil menggaruk empat perempuan yang diduga sebagai PSK terselubung. Mereka tidak bisa menunjukkan kartu identitas Kipem. Sementara di Dukuh Pakis beberapa pasangan tak resmi juga banyak ditemukan.

"Jadi razia ini kita lakukan setelah adanya laporan warga bahwa masih banyak PSK yang masih melakukan praktek prostitusi. Kami berhasil menjaring sekitar 30 orang (termasuk PSK dan pasangan bukan suami istri). Kami juga akan memanggil pemilik kos untuk memberikan keterangan atas usaha kos yang dikelolanya," ujar Kabag Ops Satpol PP Kota Surabaya, usai melakukan razia.

Razia yang dilakukan pagi hari ini memang cukup mengejutkan mereka yang tertangkap. Sebab, razia yang biasanya bocor dan didengar para pemilik kos, kali ini benar benar rapi. Bahkan, saat dilakukan penggrebekan, salah seorang laki-laki pasangan 'kumpul kebo' sempat lari dan berhasil kabur tanpa sempat mengenakan pakaian.

Sementara itu, dari informasi yang berhasil dihimpun. Razia ini sendiri dilakukan menyusul informasi penangkapan dua mucikari oleh pihak Polda Jawa Timur, Kamis kemarin (29/01) kemarin. Mereka adalah Anton (39), asal Malang dan Makhsus alias Gondrong (39), warga Surabaya. Keduanya tertangkap saat mengantarkan dua PSK-nya di salah satu hotel di Surabaya Selatan.

Memang, praktik prostitusi di Gang Dolly dan Jarak pasca-resmi diberanguskan Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, tidak lagi beroperasi seperti sebelumnya, yaitu memajang perempuan-perempuan berpakain minim di etalase kaca, tapi dengan cara on-line.

Para mucikari yang mangkal di warung-warung dan jalanan sekitar Dolly dan Jarak, menawarkan perempuan-perempuan gacoannya melalui Blackberry maupun Tablet. Jika pelanggan butuh perempuan yang diinginkan, si mucikari langsung menghubungi PSK-nya yang berada di kos-kosan, via telepon. Perempuan-perempuan yang ditawarkan, harganya cukup fantastis, yaitu Rp 1,7 juta seperti yang diungkap Polda Jawa Timur kemarin. 

Dolly Ditutup, Prostitusi Jalanan Kembali Marak

Siapa bilang ditutupnya lokalisasi Dolly, kota Surabaya bisa bebas dari prostitusi. Buktinya, pekerja seks komersial (PSK) lambat laun kembali mengisi kehidupan malam kota pahlawan. Jika di sekitar bekas gang Dolly dan Jarak, prostitusi di sana dilakukan terselebung. Maka di sepanjang Jalan Diponegoro, kupu-kupu malam itu bisa dilihat jelas di sana. Seperti apa prakteknya? Berikut penelusuran Alqomar, wartawan Indonesia Pagi/Surabaya Pagi.

Upaya Pemerintah Kota Surabaya membersihkan praktek prostitusi, tampaknya tidak berjalan lancar. Pasca penggusuran tempat prostitusi legal, seperti Dolly, Jarak, Moroseneng, Sememi, Tambakari yang lebih dikenal BR (Bangun Rejo), kini para PSK dan mucikari kembali ‘bekerja’ lagi. Praktek mereka mulai kelihatan lagi di sekitar Jl Diponegoro dan jalan masuk makam Kembang Kuning.

Dari penelusuran Indonesia Pagi/Surabaya Pagi, PSK sangat mudah ditemui sepanjang Jl Diponegoro, sejak pukul 22.00 hingga dinihari. Mereka mangkal sambil duduk di atas sepeda motor, menunggu pelanggan. Memang berbeda dengan PSK Dolly yang masih cukup muda, PSK di Jl. Diponegoro berusia 30 tahun ke atas.

Tarifnya pun juga berbeda. Jika PSK di bekas Dolly itu Rp 350-500 ribu untuk short time, maka PSK di Jl. Diponegoro hanya menerapkan tarif Rp 150-200 ribu rupiah. Namun tidak dipungkiri Jl. Diponegoro ini makin hari makin banyak PSK yang mangkal di sana. Selain murah, juga terjamin ke amanannya dari razia petugas.

"Kalau di sini aman mas. Kalau ada petugas, langsung kabur bawa motor," ungkap Surtini (bukan nama sebenarnya), salah satu PSK yang mangkal di Jl Diponegoro saat ditemui tadi malam.

Wanita 33 tahun asal Tulungagung ini melanjutkan, setelah deal dengan pelanggannya, para PSK ini membawa tamu ke rumah yang disewakan untuk menginap. Rumah ini bukan hotel maupun losmen. Tepatnya di Kampung Sido Kumpul, dekat Dolly. Di kampung ini banyak rumah yang disewakan untuk menginap pasangan kumpul kebo dengan harga sewa sangat murah. “Rp 200 ribu saja mas, sama kamarnya," ucap Surtini.

Ia mengaku sebagai mantan PSK Dolly. Dulu dia tinggal di Wisma Madona. Namun karena tidak punya keahlian lain, ia terpaksa menekuni profesi lamanya sebagai pekerja seks komersial. Bagaimana jika ada razia polisi dan Satpol PP? Ditanya begitu, Surtini malah tertawa. “Udah gak ada razia bos…. Kalau ada razia, ya tinggal kabur aja. Dijamin aman," rayu Surtini.

Rahmad, warga Kembang Kuning membenarkan di sekitar kampunya banyak PSK yang mangkal tiap malam. Menurutnya, hal itu karena Pemkot kurang serius memberantas prostitusi. "Walikota iki setengah-setengah berantas prostitusi. Buktinya sekarang banyak PSK Diponegoro yang mangkal," ungkap pria kelahiran Madura ini.

Menurutnya, beberapa beberapa tahun lalu di kawasan Diponegoro ini tak seramai ini. "Dulu hanya bencong, PSK-nya cuma berapa. Sekarang sampean bisa lihat sepanjang Jl. Diponegoro dan sekitarnya, makin hari makin banyak saja. Seperti Dolly-Jarak dulu. Padahal di sini dekat masjid Rahmad (masjid pertama Sunan Ampel, red) dan makam," ungkapnya. n 

Ada Karaoke Plus Hotel Short-Time di surabaya

Karaoke NAV Bercampur Hotel ‘’Mauna” Didesain Satu Gedung. Disana Tersedia Purel Bertarif Rp 150 Ribu. Ironisnya Berlokasi di Dekat Balai kota dan Rumah Dinas Walikota


Fenomena prostitusi modus baru telah tumbuh di Surabaya. Telah tumbuh karaoke menyatu dengan hotel sekaligus Purel cantik bertarip miring sekitar Rp 150 ribu, non hubungan intim. Ironisnya, hotel di dalam area karaoke ada yang bersebelahan dengan Balai Kota dan rumah dinas Walikota Surabaya. Tetapi walikota Tri Rismaharini, mendiamkan. Termasuk satpol PP yang berkantor di Jl. Jaksa Agung Suprapto. Gejala apa ini? Apakah Walikota membiarkan prostitusi kelas menengah atas dan merazia prostitusi menengah bawah seperti Dolly. 

Tim Surabaya Pagi memantau praktik prostitusi menengah atas di dalam kota, yang dekat Balai kota adalah Hotel Mauna, yang satu atap (satu building) dengan Karaoke NAV di Jl. Walikota Mustadjab. Karaoke dan hotel milik Budi alias Hoek Xing ini hanya berjarak 100 meter dari Balikota Surabaya, tempat Walikota Tri Rismaharini bekerja. Selain itu, ada juga Karaoke di Jl. Dinoyo, yang menyediakan hotel. Baik di Jl. Walikota Mustadjab maupun di Jkl. Dinoyo, menawarkan tarif bermalam singkat alias short-time. Tarif hotel ini untuk rentan waktu 6 (enam) jam dibanderol Rp 200 ribu sedangkan semalam minimal Rp 350 ribu.

Penelusuran Surabaya Pagi, Selasa (4/3/2014), Hotel ‘Maumu’ dan Karaoke NAV itu beda manajemen. NAV menempati lantai satu, sedang enam lantai di atasnya digunakan untuk hotel. Di lantai paling atas juga terdapat tempat hiburan lain berupa bar dan pub. Untuk tamu hotel, mengunjungi bar ini tidak dipungut biaya alias gratis. Namun jika pesan minum dan makanan, tetap dikenakan biaya.

Menurut warga Ondomohen Magersari, usaha bisnis milik Budi alias Hoek Xing itu sudah tiga tahun beroperasi. Dulu bangunan tujuh lantai itu pernah mendapat penolakan dari warga, karena dinilai banyak dampak negatifnya. "Selain membuat bising, warga tidak diberi kesempatan untuk bekerja di tempat itu (NAV dan Hotel Maumu)," sesal perempuan paruh baya yang juga sebagai pengurus RT di Ondomohen Magersari.

Meski tarif Hotel Maumum tak seperti hotel di kampung-kampung, tapi pengunjungnya cukup ramai. Maklum, lokasinya di pusat kota Surabaya. Tarif hotel ini di kisaran Rp 350 ribu-Rp 450 per malam. "Setelah karaoke bisa langsung chek in. Dijamin aman mas, jangan khawatir," kata salah seorang resepsionis hotel meyakinkan wartawan Surabaya Pagi yang menyamar sebagai pengunjung.

“Di lantai 6 ada bar dan pub, mas. Untuk pengunjung hotel gratis, bebas. Cuma, kalau pesan minum, makanan tetap bayar," lanjut pria ini sembari bercanda.

Candaan resepsionis ini, bukan candaan biasa. Pasalnya, banyak tamu hotel yang memanfaatkan karaoke NAV, untuk mencari cewek pendamping atau purel. Hanya saja, NAV tidak menyediakan purel secara langsung. Purel-purel itu freelance, tidak terikat dengan manajemen NAV. "Purelnya bisa bawa dari luar. Bebas kok. Kita gak menyediakan purel," cetus seorang pegawai sambil menunjuk ke arah purel yang hendak ke lift menuju hotel. “Tarif purelnya yang saya tahu Rp 150.000 per jam, mas kenalan aja sendiri. Siapa tahu bisa ditawar, kan lumayan,” imbuh pria ini sambil tertawa kecil.

Sementara itu, warga Ondomohen Magersari Gang V RT 7 RW VIII Kelurahan Ketabang Kecamatan Genteng, hanya bisa mengeluh dengan berdirinya hotel plus karaoke itu. Pasalnya, hampir setiap hari warga terganggu dengan aktifitas di balik hotel dan karaoke NAV. Ruslan (62), salah satu warga Ondomohen Magersari mengatakan, sebenarnya sejak empat tahun beroperasinya tempat karaoke dan hotel itu, warga mengeluhkan kondisi bising akibat suara keras dari tempat karaoke NAV. 

“Suara musiknya berisik, kalau siang hari kita gak apa-apa mas. Tapi kalau malam hari kita kan istirahat, sementara suara musik karaoke berisik sampai tengah malam. Apalagi warga di sini umumnya lanjut usia. Pokoknya berisik, sangat mengganggu warga,” keluh pria paru baya itu ketika ditemui Surabaya Pagi, kemarin.

Menurutnya, warga sudah mengadukan persoalan ini ke DPRD. Bahkan, warga sudah menyampaikan masalah tersebut ke pengelola NAV maupun Hotel Mumum. “Kami sudah pernah protes kepada pak Budi yang punya bisnis, kepada DPR kami juga sudah pernah. Tapi DPRD diam saja, tetap saja tidak dihiraukan,” tutur lelaki pensiunan Dishub Surabaya ini. 

Langganan Pasangan Mesum

Kondisi serupa juga terlihat di Hotel Istana Permata Jl. Dinoyo. Di hotel ini juga beroperasi tempat hiburan malam Pub dan Karaoke Diamond. Hotel dan tempat hiburan ini begitu mudah diakses, karena letaknya strategis di tengah kota. Tidak seperti Hotel Maumu yang menerapkan tarif per malam, di Istana Permata Dinoyo tarifnya per enam jam sebesar Rp 125 ribu. Kebanyakan pengguna jasa hotel ini usia belia dan karyawan selepas pulang kerja, atau mereka selepas dugem semalaman. 

“Setiap hari Sabtu-Minggu hotel ini pasti ramai. Pengunjungnya kebanyakan karyawan, ada juga kaya kita-kita keluar masuk,” kata Salim, pedagang kaki lima di sekitar hotel Istana Permata Dinoyo.

Tukang parkir di depan warung nasi bebek Poernama, juga mengungkapkan hal sama. Selama dia mangkal, pasangan pria-wanita yang keluar masuk hotel ini tak pernah sepi. “Saya nggak mau tahu dengan apa yang mereka lakukan di dalam hotel. Tapi kalau pria dan wanita masuk hotel, mau ngapaian lagi, kalau bukan gituan,” cetus dia.

Sementara tempat karaoke Diamond yang satu atap dengan Hotel Istana Permata Dinoyo itu, juga memberikan akses mudah bagi para tamu hiburan malam untuk menggunakan jasa layanan hotel short time. Tempat Karaoke Diamond tersebut, ditengerai menyediakan akses pintu alternatif untuk masuk hotel. "Iya mas, ada pintu masuk di Diamond yang bisa langsung ke hotel. Tapi harus ngelobi mami dulu," ujar salah satu karyawan Diamond kepada Surabaya Pagi ketika ditemui saat membeli rokok di luar tempat kerjanya.

Salah satu pramusaji karaoke tersebut menambahkan, tarif room karaoke Rp 50.000 per jam, tapi minimal tiga jam pemakaian. “Tarif room sama semua, berkapasitas 6 orang. Minimal pakai 3 jam, jadinya Rp 150.000. Kalau mau pakai purel, beda lagi. Purelnya Rp 50.000 per jam, tapi miniml empat jam, jadi Rp 200.000," terang pria ini yang mengaku hotel Istana Permata dan Diamond beda manajemen. 

Disbudparta Kebakaran Jenggot

Pengungkapan ijin hotel dan karaoke yang diobral menjelang penutupan lokalisasi Dolly, membuat pejabat Dinas Kebudayaan dan Pariwista (Disbudparta) kota Surabaya ‘kebakaran jenggot’. “Sebaiknya kalau buat komentar atau statement tidak menyudutkan Walikota dan dinas tertentu,” kata Kepala Bidang Rumah Hiburan Umum (Kabid RHU) Disbudparta Surabaya, Fauzie M Yos, menjawab konfirmasi Surabaya Pagi via Blackberry Messenger (BBM), tadi malam (4/3).

Yos menegaskan pihaknya menerbitkan ijin 300 usaha hiburan pada tahun 2013 dan 35 hotel baru di tahun yang sama, sudah melalui prosedur yang benar. “Teman-teman Pemkot semua bekerja sesuai prosedur dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku,” sebut pejabat yang akrab disapa Bang Yos ini. Namun ditanya soal prosedur penerbitan ijin hotel dan karaoke melibatkan siapa saja, apakah harus sepengatuhuan walikota atau cukup rekomendasi Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwista Wiwiek Widayati? Bang Yos tak menjawabnya. 

Menanggapi maraknya hotel dan karaoke di Surabaya serta hotel dan karaoke yang didesain satu gedung, Sosiolog Universitas Airlangga (Unair) Bagong Suyanto menyebutnya sebagai dampak persaingan di bisnis hiburan. "Wajar saja itu mas, pebisnis bersaing untuk mendapatkan banyak pengunjung. Sehingga pendapatanya juga bertambah.

Meski begitu, Bagong Suyanto mengkhawatirkan terjadinya prostitusi terselubung jika tidak ada pengendalian dan pengawasan. “Mungkin saja jadi tempat prostitusi, tapi saya belum tahu buktinya secara betul. Ini tugas semua pihak untuk mengawasi. Tidak hanya Pemkot saja,” cetus Bagong yang mengaku terburu-buru karena ada kegiatan akademis.

Sementara itu, Front Pembela Islam (FPI) Jawa Timur belum berani melakukan tindakan, sebelum berkoordinasi dengan semua unsur aparat yang berwenang. Baik itu Kepolisian maupun pemerintah setempat. Pernyataan tersebut dilontarkan Ketua FPI Jatim Bidang Nahi dan Munkar, KH Muhammad Dhofir saat dihubungi Surabaya Pagi, kemarin. Dirinya juga mengaku selama ini belum ada laporan masuk kepada pihaknya. Dan baru tahu justru ketika ditanya terkait hal tersebut. Namun terlepas itu, dirinya menegaskan jika pihaknya sudah resmi mendapat laporan dari masyarakat, pihaknya akan berkoordinasi dengan melaporkan ke pihak keamanan. “Jika tak ada tindakan dari aparat setelah mendapatkan laporan dari kami, barulah kami yang akan bergerak”, tegasnya.

Lebih lanjut KH Dhofir memperingatkan agar Pemkot tak semudah memberikan ijin berdirinya hotel dan tempat hiburan. Pasalnya, pola hidup masyarakat sekarang sudah tidak lagi menggunakan amalan Islam. Juga cenderung melupakan sila pertama Pancasila, yakni Ketuhanan Yang Maha Esa. “Para pejabat pemerintahan juga sudah banyak yang tak patuh terhadap Pancasila sila pertama tersebut. Bukan Pancasila lagi yang mereka anut, tapi Pancasala. Kami akan berkoordinasi dengan aparat kepolisian untuk mengantisipasi rusaknya moral bangsa. Dan jika laporan tentang tindakan Pemkot yang memudahkan ijin-ijin tempat mesum itu benar, berarti mereka telah membantu perbuatan yang dilarang oleh Islam dan Pancasila,” lanjut Dhofir.

Terhadap para pengusaha hotel, Dhofir juga mengingatkan agar jika mereka masih bertuhan, seharusnya tak melakukan hal itu. Karena bagaimanapun juga negara ini mempunyai dasar Ketuhanan Yang Maha Esa. Selain mayoritas Islam, penduduk Indonesia harusnya bertuhan. ”Jika itu tetap mereka (pengusaha hotel ,) lakukan, maka hal itu tidak pantas dan melanggar asas Ketuhanan. Janganlah bertingkah laku seperti masyarakat di negara – negara yang tak bertuhan”, pungkasnya.