Thursday, 28 July 2016

Dekat Kampus, Banyak Kos-kosan Mewah untuk Tempat Simpanan

Setelah geliat praktik prostitusi di Eks Lokalisasi Dolly dan Jarak (e-Dolly) terbongkar oleh Polda Jatim. Jum'at (30/01) pagi, Satpol PP Kota Surabaya diback-up TNI-Polri dan Kecamatan setempat merazia sejumlah kos-kosan di kawasan eks-lokalisasi terbesar se-Asia Tenggara tersebut. Hasilnya, hampir sejumlah kawasan di Dukuh Kupang Barat dan Dukuh Pakis ditemui beberapa kos-kosan yang dihuni pasangan bukan suami istri yang tak bisa dipertanggungjawabkan secara identitas. Apakah pergeseran bisnis lender ini sudah mulai menjamur di kos-kosan mewah?


Pantauan di lapangan, tim gabungan sudah menyebar beberapa kelompok tidak hanya di daerah Dolly dan Jarak. Melainkan sudah menyisir di kawasan perumahan daerah Dukuh Kupang Barat, Dukuh Kupang Timur serta Dukuh Pakis, yang kebanyakan dihuni rumah pribadi.

Satpol PP kota Surabaya sendiri awalnya mencurigai beberapa kawasan tersebut diatas menjadi tempat kos para PSK terselubung Dolly dan Jarak yang saat ini masih beroperasi kendati sudah ditutup oleh Pemkot Surabaya. Salah satu anggota Satpol PP sempat keceplosan, saat didengar Surabaya Pagi. “Deket kampus, banyak kos-kosan mewah yang bisa dijadikan tempat simpanan. Banyak disini (daerah Dukuh Kupang Barat dan Dukuh Kupang Timur),” celotehnya ketika sedang asyik ngobrol dengan sesame petugas Satpol PP, kemarin. Dekat kampus yang dimaksud salah satu anggota Satpol PP itu adalah kampus swasta yang berada di daerah Dukuh Kupang Barat dekat Polsek Dukuh Pakis.

Karuan saja, dugaan petugas satpol PP itu terbukti benar. Ketika baru saja masuk di jalan Dukuh Kupang Barat dan Dukuh Pakis, petugas gabungan merasa seperti ‘panen tangkapan’ di hari Jumat yang cerah kemarin.

Hasilnya di daerah Jalan Jarak, berhasil menggaruk empat perempuan yang diduga sebagai PSK terselubung. Mereka tidak bisa menunjukkan kartu identitas Kipem. Sementara di Dukuh Pakis beberapa pasangan tak resmi juga banyak ditemukan.

"Jadi razia ini kita lakukan setelah adanya laporan warga bahwa masih banyak PSK yang masih melakukan praktek prostitusi. Kami berhasil menjaring sekitar 30 orang (termasuk PSK dan pasangan bukan suami istri). Kami juga akan memanggil pemilik kos untuk memberikan keterangan atas usaha kos yang dikelolanya," ujar Kabag Ops Satpol PP Kota Surabaya, usai melakukan razia.

Razia yang dilakukan pagi hari ini memang cukup mengejutkan mereka yang tertangkap. Sebab, razia yang biasanya bocor dan didengar para pemilik kos, kali ini benar benar rapi. Bahkan, saat dilakukan penggrebekan, salah seorang laki-laki pasangan 'kumpul kebo' sempat lari dan berhasil kabur tanpa sempat mengenakan pakaian.

Sementara itu, dari informasi yang berhasil dihimpun. Razia ini sendiri dilakukan menyusul informasi penangkapan dua mucikari oleh pihak Polda Jawa Timur, Kamis kemarin (29/01) kemarin. Mereka adalah Anton (39), asal Malang dan Makhsus alias Gondrong (39), warga Surabaya. Keduanya tertangkap saat mengantarkan dua PSK-nya di salah satu hotel di Surabaya Selatan.

Memang, praktik prostitusi di Gang Dolly dan Jarak pasca-resmi diberanguskan Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, tidak lagi beroperasi seperti sebelumnya, yaitu memajang perempuan-perempuan berpakain minim di etalase kaca, tapi dengan cara on-line.

Para mucikari yang mangkal di warung-warung dan jalanan sekitar Dolly dan Jarak, menawarkan perempuan-perempuan gacoannya melalui Blackberry maupun Tablet. Jika pelanggan butuh perempuan yang diinginkan, si mucikari langsung menghubungi PSK-nya yang berada di kos-kosan, via telepon. Perempuan-perempuan yang ditawarkan, harganya cukup fantastis, yaitu Rp 1,7 juta seperti yang diungkap Polda Jawa Timur kemarin. 

No comments:

Post a Comment